Ustadz Muhammad Arifin Ilham saat mengisi khutbah shalat Idul Fitri di halaman Q Mall Banjar Baru, Kalimantan Selatan, Rabu (6/7/2016).
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Selepas Ramadhan dan Idul Fitri ada salah satu ibadah yang sangat utama untuk dikerjakan oleh umat Islam. Ibadah tersebut adalah puasa sunnah Syawal.
“Puasa sunnah enam hari di bulan Syawal merupakan ibadah puasa sunnah yang utama,” kata Pimpinan Majelis Az-Zikra Ustadz Muhammad Arifin Ilham melalui broad cast yang dikirimkan kepada Republika.co.id,  Kamis (7/7/2016).

Ustadz Arifin lalu mengutip sabda Rasulullah SAW, “Barangsiapa yang telah berpuasa Ramadhan dan  kemudian dia mengikutinya dengan  puasa enam hari di bulan Syawal, maka dia seperti orang yang berpuasa selama satu tahun.” (HR Muslim).

Menurut Ustadz Arifin, paling tidak ada sembilan keutamaan puasa Syawal. “Pertama, nilai puasanya menjadi sempurna, yakni  puasa setahun penuh. Kedua, dicintai Allah dan meraih ampunan dosa  seperti ditegaskan dalam Alquran Surah  Ali Imron ayat  31,” ujar Arifin.

Ketiga, kata Arifin, meraih syafaat Rasulullah dan bersama beliau karena menghidupkan sunnah belia.  "Siapa yg menghidupkan sunnahku maka sungguh ia mencintaiku, dan siapa yang mencintaiku bersamaku di surga." (HR At Tirmidzi)

Keempat,  Arifin menambahkan, puasa Syawal merupakan tanda jelas meningkatnya iman dan takwa seorang Muslim. “Karena  itulah disebut ‘Syawwal’ yang artinya bulan peningkatan,” tutur Arifin.

Arifin menyebutkan, hikmah kelima puasa Syawal adalah menutupi kekurangan selama puasa  Ramadhan. “Keenam,  di antara tanda ikhlas, gemar dengan  amal sunnah, kalau wajib ya kewajiban tetapi kalau sunnah adalah kerelaan seorang hamba mengabdi kepada Allah,” ujarnya.

Ketujuh, puasa Syawal merupakan salah satu cara   terbaik memupuk keimanan kepada Allah dan kecintaan kepada Nabi-Nya.  “Puasa Syawal sangat ringan , hanya enam hari. Sebulan Ramadhan saja sanggup, apalagi dorongan cinta Allah dan Rasul-Nya (untuk melaksanakan puasa Syawal),” kata Arifin.

Arifin menambahkan, hikmah kesembilan puasa Syawal adalah hamba Allah yang beriman yang cerdas itu adalah semua sunnah dihidupkan sebagai bekal di akhirat kelak.

“Puasa Syawal boleh berturut turut enam hari setelah Idul Fitri atau puasa enam  hari selama di bulan Syawal. Bagi muslimah  yang berutang puasa, lebih utama bayar puasa dulu,” papar Ustadz Muhammad Arifin Ilham.

Oleh: Ustadz Abdullah Haidir, Lc.
Saya beberapa kali dikirimi pertanyaan tentang ucapan selamat pada hari Idul Fitri, benarkah ucapan seperti “Minal aidin wal fa’izin… mohon maaf lahir batin..” adalah ucapan yang tidak boleh diucapkan sebagai ucapan selamat pada hari Idul fitri. Dan yang benar adalah ucapan taqabbalallahu mina wa minkum.
Menyatakan bahwa ungkapan “taqabbalallahu minna wa minkum” sebagai tahni’ah (ucapan selamat) yang lebih utama saat Idul Fitri memang ada benarnya karena  terdapat riwayat bahwa para sahabat saling mengucapkan demikian pada hari Id. Meskipun para ulama juga sempat memperbincangkan derajat riwayat ini dan juga kesimpulannya. Akan tetapi menyatakan tidak boleh mengucapkan redaksi lainnya, apalagi yang sudah kadung akrab diucapkan dan didengar di tengah masyarakat seperti ucapan “Minal aidin wal fa’izin” atau “mohon maaf lahir batin” adalah sikap yang terlalu terburu-buru menghukumi sesuatu, bahkan cenderung tidak bijak menyikapi keragaman dan hanya akan menambah kebingungan sebagian awam, atau bahkan sedikit atau banyak dapat menimbulkan gesekan yang tidak perlu.
Idul Fitri, sebagaimana Idul Adha, adalah hari raya umat Islam. Selain memiliki nilai ibadah dengan ritual tertentu, hari Id, sebagaimana umumnya hari raya, juga sarat dengan muatan-muatan sosial, dan efeknya adalah pengaruh adat dan budaya setempat sedikit banyak akan mempengaruhi. Maka, disamping perkara-perkara ibadah yang sama disepakati, tak mengherankan jika Idul Fitri di berbagai belahan dunia Islam memiliki ciri khas, adat dan budaya tersendiri. Seperti dalam hal makanan, pakaian, hiasan dan ornamen dan symbol-simbol, hingga masalah kebiasaan di tengah masyarakat, seperti mudik, saling berkunjung, dll. Akan tetapi substansinya sama, kegembiraan, kebahagiaan, dan kesemarakan dalam naungan iman di antara kaum muslimin. Sejauh ini, tidak ada yang mengingkari adanya budaya dan kebiasaan-kebiasaan yang berbeda antara satu negeri dengan negeri lainnya.
Termasuk yang dapat dimasukkan dalam hal ini adalah masalah tahni’ah (ucapan selamat). Masing-masing negeri biasanya memiliki tahni’ah yang khas di hari raya ini. Maka memaknai masalah ini dari sudut pandang budaya dan adat istiadat, lebih ringan dan lebih luwes ketimbang dilihat dari sudut pandang ibadah semata, atau dinilai secara hitam putih, sehingga memberikan kesan agama ini terasa sempit dan anti adat istiadat.
Bahkan di negeri-negeri Arab pun, selain ucapan ‘taqabbalallahu minna wa minkum’ juga biasa diucapkan tahni’ah dengan redaksi beragam, seperti: ‘kullu aamin wa antum bikhairin’, ‘Iedun sa’iid’, ‘Id mubaarak’ plus doa-doa yang biasanya menyertai. Ucapan-ucapan tersebut tentu saja tidak ada riwayatnya dan sandaran dalilnya, namun tidak kita dengar pendapat ulama mu’tabar yang mengingkarinya. Karena memang ini hanyalah masalah adat istiadat yang semestinya disikapi dengan luwes dan hukum asalnya adalah boleh, sepanjang tidak menabrak kaidah-kaidah syariat secara prinsip.
Jadi, ucapan ‘minal aidin wal faizin’ atau ‘mohon maaf lahir batin’ dapat dipahami dari sisi ini, dan karenanya dia tidak terlarang diucapkan, anggaplah hal itu bagian dari keragamana budaya yang menjadi khazanah Islam, khususnya di negeri kita.. Wallahu a’lam.

(Manhajuna/IAN):http://manhajuna.com/benarkah-tidak-boleh-mengucapkan-minal-aidin-wal-faizin-pada-hari-idul-fitri/



Memberikan kata kata ucapan idul fitri 2016 atau bertepatan 1437 H ( Hijriyah) di hari penuh kemenangan tahun ini adalah langkah sederhana yang perlu dilakukan setiap muslim dalam memperart ukhwah islamiyah.

Momen idul fitri atau lebaran memang memiliki nilai ukhuwah (persudaraan) yang erat dan terjaga diantara sesama muslim. Idul fitri adalah penutup atas bulan Ramadhan sekaligus pembuka atas lembaran baru yang penuh kesucian. 
Meskipun kita telah meninggalkan Ramadhan, namun hari lebaran atau idul fitri ini kita semuanya merayakan kemenangan atas kesungguhan selama menjalankan puasa ramadhan. Baiklah berikut ungkapan yang bisa kita bagikan berupa ucapan selamat hari raya idul fitri 1437 H.
Inilah hari yang penuh kesucian dan kesukacitaan. Hari kemenangan dan hari untuk saling memaafkan. Mohon maaf lahir dan batin dan selamat hari raya idul fitri

Harta paling berharga adalah sabar. Teman paling setia adalah amal. Ibadah paling indah adalah ikhlas. Identitas paling tinggi adalah iman. Pekerjaan paling berat adalah memaafkan. Mohon maaf atas segala khilaf dan salah

Masih ada salah yang tersirat, terucap dan terlakukan. Di hari penuh kesucian ini, Mohon dimaafkan. Karena sesungguhnya tiada manusia yang tak luput dari salah, tiada manusia yang sempurna

Selamat hari raya idul fitri, raih kemenangan dan kembali ke fitrah. Minal aidin wal faidzin, Mohon maaf lahir dan batin

Meski wajah tak mampu berjumpa. Tangan tak bisa saling menjabat. Semoga coretan kata ini mampu menjadi jembatan di hari penuh kemenangan. Minal aidin wal faidzin

Satukan tangan dan teguhkan hati di hari penuh kemenangan ini untuk saling memaafkan dengan ikhlas

Sunset Ramadhan beranjak pergi, berganti fajar syawal dipagi hari. Membawa cahaya kedamaian dipenghujung ramadhan. Menebar berkah di hari kemenangan. Selamat idul fitri mohon maaf lahir dan batin

Takbir berkumandang, kedamaian bertebaran, keharuan menghiasi setiap jiwa, dan kebahagiaan atas rahmat yang sangat indah. Allahu akbar..Allahu akbar..Allahu akbar

Mari bersihkan hati dan jiwa dari gelimangan dosa di hari penuh kemenangan ini

Hanya maafmu kawan yang akan menjadi pelengkap di hari yang fitrah ini. Mohon maaf lahir dan batin

Kemuliaan seseorang dilihat dari keikhlasannya dalam memaaafkan setiap salah dan khilaf atas dirinya. Maka maafkanlah keluarga, sahabat, bahkan musuh sekalipun di hari suci ini
sumber : http://www.katabijaklogs.com/2016/06/ucapan-idul-fitri.html