Gambar : Informasi lomba by Ramadhan IndiHome



MIK. Untuk Info Lengkap : http://ramadhan.indihome.co.id/
Informasi Umum
Periode Lomba
Sosialisasi & Registrasi  01 - 13 Juli 2017  
Pengumuman 10 Peserta Terbaik Telkom Regional 1 - 7 :
15 Jul 2017 
Semi Final Telkom Regional 1 - 7 (Off Line) :  17 Juli 2017 
(2 Peserta terbaik berhak mengikuti final untuk masing masing kategori/Regional)
Finalis 14 Peserta Terbaik masing masing kategori : 19 Juli 2017 

Hadiah Lomba 
Lomba Adzan :
Juara 1 : 15.000.000
Juara 2 : 10.000.000
Juara 3 :   5.000.000
Lomba Menabuh Bedug :
Juara 1 : 20.000.000
Juara 2 : 15.000.000
Juara 3 : 10.000.000

Mekanisme
Peserta merekam performance dg durasi maksimal 3 menit dan mengupload ke ramadhan.indihome.co.id
Peserta Terbaik akan diumumkan dan dikonfirmasi oleh Panitia

Kriteria Penilaian :
1. Kreatifitas (20%)
2. Kepercayaan Diri (15%)
3. Kemahiran (30%)
4. Penampilan (15%)
5. Supporter (20%)

Syarat dan Ketentuan :
  1. Peserta siswa usia 13 - 24 tahun
  2.  Lomba Adzan Perseorangan
  3. Lomba Menabuh Bedug dapat Personal/Group maksimal jumlah 5 org per Group
  4. Durasi performance maksimal 3 menit
  5. Originalitas menjadi tanggungjawab Peserta
  6.  Tidak dipunggut biaya apapun 
  7. Peserta Terbaik akan diumumkan di website dan dikonfirmasi panitia 

Ilustrasi : Ibnu Sina
Rep: Ratna Ajeng Tejomukti/ Red: Ilham Tirta


REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menjaga kesehatan dan kesejahteraan manusia merupakan kunci dari perkembangan umat manusia. Banyak peradaban telah berkontribusi pada pengembangan perawatan kesehatan dan kedokteran.

Lebih dari seribu tahun lalu, peradaban Muslim memiliki peran penting dalam pengembangan ilmu kesehatan. Saat masa keemasan peradaban Muslim, perawatan medis gratis digelar untuk semua orang.

Rumah sakit dibangun di banyak kota di wilayah Muslim. Saat itu operasi katarak, vaksinasi reguler, jahitan internal, pengobatan tulang, pendidikan medis merupakan praktik standar saat zaman tersebut.

Pengobatan adalah ilmu dimana seseorang memplajari keadaan tubuh manusia. Terdapat lima buku populer yang membahas mengenai hubungan obesitas dan kurangnya perhatian pada kesehatan.

Pertama, buku The Canon of Medicine karya Ibnu Sina Abad 11.

Syekh al Ra'is Sharaf al Mulk Abu Ali al Husain bin Abdullah bin al HAsan bin Ali ibnu Sina dikena Avicenna memiliki karya yang paling terkenal di bidang filsafat dan kedokteran. Salah satu bukunya yang terkenal adalah ensiklopedia Al Qanun Fi al Tibb (The Canon of Medicine.

Buku ini diterjemahkan ke dalam bahasa latin menjelang akhir abad ke-12. Buku ini juga menjadi sumber referensi untuk studi medis di Universitas Eropa hingga abad ke-17.

Ibnu Sina membahas dampak obesitas pada volume ketiga buku ini. Dia menyebutkan bahwa obesitas merupakan penyakit. Dia menyarankan untuk menghilangkannya dengan olahraga rutin dan makanan dengan lemak sedikit.

Kedua, buku Terapi Diet karya Al Razi.

Mohamed ibnu Zakaria al Razi merupakan seorang yang kritis. Dia menulis sebuah ensiklopedia kesehatan Al Hawi Fit Tibb.

Buku tersebut berisi tentang pengetahuan mengenai obesitas. Melalui pengalaman dan praktiknya serta membahas pendapat ilmuwan terdahulu dia menulis cara mengurangi obesitas yang berlebihan.

Al Razi mendokumentasikan diskusinya dengan laporan kasus klinis pasien dengan obesitas berlebihan. Pasien tersebut berhasil diobati.

Dia menjelaskan secara rinci perawatan yang digunakan, termasuk diet, obat-obatan, latihan, pijat, hidroterapi, dan perubahan gaya hidup. Selain itu, dia menulis sebuah buku khusus Kitab Manafi al Aghdhiyah wa Daf'i Madharriha. Buku ini bertuliskan cara menyingkirkan efek samping nutrisi yang lebih lengkap dibandingkan pendahulunya.

Ketiga, buku Pilihan Pengobatan karya Ibnu Hubal abad ke-12.

Ibnu Hubal al Baghdadi adalah seorang dokter dan ilmuwan Arab yang dikenal, terutama untuk ringkasan medisnya yang berjudul Kitab al Mukhatarat fi al Tibb. Kitab ini ditulis tahun 1165 di Mosul, Irak.

Dalam karyanya, dia menulis mengenai predisposisi orang yang sangat gemuk lebih cepat jatuh sakit. Dia menulis dengan melakukan latihan olahraga berat saat perut kosong akan berbahaya. Dia menekankan pentingnya membuat jadwal meningkat secara bertahap untuk orang obesitas.

Keempat, buku Ibnu al Nafis, Seni Pengobatan pada abad ke-13.

Ibnu al Nafis adalah tabib di abad ke-13. Memiliki nama asli al Ala al Din abu al Hasan Ali ibnu abi al HAzm al Qarshi. Lahir di al Qarsh, Suriah.

Dia belajar kedokteran di Damaskus dibawah pengawasan profesor teremuka Muhadhab al Din al Dakhwar di sekolah kedokteran rumah sakit al Nuri. Dia menulis sejumlah karya, termasuk kitab al Shamil fi I Sina'a al tibbiyya atau seni pengobatan yang paling terkenal.

Dia juga menulsi buku Al Mujiz Fit tibb tentang hubungan antara obesitas dengan gejala penyakit kardiovaskular dan serebrovaskular serta gangguan pernafasan dan endokrin. Obesitas yang berlebihan adalah kendala pada manusia yang membatasi kebebasan melakukan gerak bahkan dapat mengakibatkan penyempitan pneuma. Selain itu, orang yang terlalu gemuk dapat berisiko mengalami pecahnya pembuluh darah fatal yang menyebabkan pendarahan dalam rongga tubuh, otak atau jantung yang menyebabkan kematian mendadak.

Kelima, buku Makanan dan Minuman karya Samarqand abad ke-13.

Najib ad Din Abu Hamid Muhammad ibnu ali ibnu Umar Samarqandi adalah seorang dokter persia di abad ke-13 dari Samarqandi. Dia adalah seorang penulis medis dan ahli medis yang produktif.

Buku yang paling terkenal adalah buku panduan komprehensif tentang terapi dan patologi. Dalam karyanya buku makanan dan minuman kesehatan bagi masyarakat, dia mendefinisikan makanan bergizi yang tepat dapat menggantikan unsur penyusun bagian tubuh.
 




Mengenai Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS)

Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) merupakan suatu tindakan sistematis dan terencana yang dilakukan secara bersama-sama oleh seluruh komponen bangsa dengan kesadaran, kemauan dan kemampuan berperilaku sehat untuk meningkatkan kualitas hidup. Pelaksanaan GERMAS harus dimulai dari keluarga, karena keluarga adalah bagian terkecil dari masyarakat yang membentuk kepribadian.

GERMAS dapat dilakukan dengan cara: Melakukan aktifitas fisik, Mengonsumsi sayur dan buah, Tidak merokok, Tidak mengonsumsi alkohol, Memeriksa kesehatan secara rutin, Membersihkan lingkungan, dan Menggunakan jamban. Pada tahap awal, GERMAS secara nasional dimulai dengan berfokus pada tiga kegiatan, yaitu: 1) Melakukan aktivitas fisik 30 menit per hari, 2) Mengonsumsi buah dan sayur; dan 3) Memeriksakan kesehatan secara rutin.

Tiga kegiatan tersebut dapat dimulai dari diri sendiri dan keluarga, dilakukan saat ini juga, dan tidak membutuhkan biaya yang besar, tutur Menkes.

GERMAS merupakan gerakan nasional yang diprakarsai oleh Presiden RI yang mengedepankan upaya promotif dan preventif, tanpa mengesampingkan upaya kuratif-rehabilitatif dengan melibatkan seluruh komponen bangsa dalam memasyarakatkan paradigma sehat. Untuk menyukseskan GERMAS, tidak bisa hanya mengandalkan peran sektor kesehatan saja. Peran Kementerian dan Lembaga di sektor lainnya juga turut menentukan, dan ditunjang peran serta seluruh lapisan masyarakat. Mulai dari individu, keluarga, dan masyarakat dalam mempraktekkan pola hidup sehat, akademisi, dunia usaha, organisasi kemasyarakatan, dan organisasi profesi dalam menggerakkan anggotanya untuk berperilaku sehat; serta Pemerintah baik di tingkat pusat maupun daerah dalam menyiapkan sarana dan prasarana pendukung, memantau dan mengevaluasi pelaksanaannya.

Salah satu dukungan nyata lintas sektor untuk suksesnya GERMAS, diantaranya Program Infrastruktur Berbasis Masyarakat (IBM) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat yang berfokus pada pembangunan akses air minum, sanitasi, dan pemukiman layak huni, yang merupakan infrastruktur dasar yang mendukung Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dan Badan Pengawas Obat dan Makanan dalam hal keamanan pangan.

Dalam kehidupan sehari-hari, praktik hidup sehat merupakan salah satu wujud Revolusi Mental. GERMAS mengajak masyarakat untuk membudayakan hidup sehat, agar mampu mengubah kebiasaan-kebiasaan atau perilaku tidak sehat. 


Dalam kesempatan tahun ini,Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, membuka kesempatan bagi Putra-Putri terbaik bangsa, untuk bergabung menjadi Team Based Periode III 2017. Untuk informasinya lengkapnya, silahkan lihat gambar diatas .


MIK. Menara menjadi salah satu komponen terpenting dari masjid. Tak sekadar menjadi ikon Islami dan berfungsi memperindah arsitektur, desain menara terkadang merefleksikan sejarah berdirinya sebuah masjid.
Umumnya, setiap masjid di dunia memiliki menara. Jumlahnya berbeda-beda. Ada yang ganjil dan genap. Tergantung pada filosofi di balik pembangunannya. Dan menara-menara ini biasanya digunakan untuk kebutuhan panggilan sholat. Suara muazin yang dikumandangkan dari atas menara diharapkan dapat didengar oleh masyarakat hingga yang jaraknya jauh.
Nah, ada banyak masjid dikabupaten kapuas hulu yang memiliki menara masjid, salah satunya menara masjid At-Taqwa Desa Nanga Embaloh, Kecamatan Embaloh Hilir, yang telah dibangun dan diresmikan pada Senin 3 Juli 2017 oleh Bapak M. Nasir, S.H, Bupati Kab. Kapuas Hulu.
Acara peresmian tersebut dirangkaikan dengan agenda Halal Bi Halal 1438H, Desa Nanga Embaloh yang merupakan agenda rutin setiap tahunnya, dalam rangka memperkuat Ukhuwah Islamiyah dan silaturrahim antar warga sekitarnya. Acara tersebut dihadiri juga oleh Bupati Kab. Kapuas Hulu beserta rombongan. Adapun tema Halal Bi Halal yang diangkat adalah "Al-Qur'an Rambu Kehidupan dan Ukhuwah Bukti Pengamalan". 

Semoga dengan adanya menara masjid yang didirikan, akan membuat masjid makmur dengan jamaahnya dan dengan Halal Bi Halal akan semakin memperkuat Ukhuwah diantara warga Kecamatan Embaloh Hilir pada Khususnya.

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Damanhuri Zuhri
“Barangsiapa berpuasa pada bulan Ramadhan lalu diiringinya dengan puasa enam hari pada bulan Syawal, berarti ia telah berpuasa setahun penuh” (HR: Muslim, Abu Dawud, At-Tirmidzi, An-Nasa’i dan Ibnu Majah)
Ramadhan telah berlalu. Sebulan lamanya, umat Islam di seluruh dunia telah menempuh bulan pendidikan dan latihan yang sangat intensif untuk menjadi insan yang bertakwa kepada Allah SWT. Kini, kaum Muslimin memasuki Syawal, bulan pembuktian keberhasilan shaum Ramadhan.

''Ruh Ramadhan harus tetap dihidupkan dalam kehidupan sehari-hari,'' ungkap Pimpinan Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang, Jawa Timur, KH Shalahuddin Wahid. Sejatinya, Syawal adalah bulan peningkatan ibadah dan ketakwaan. Pada bulan kesepuluh hijriyah ini, umat Islam diperintahkan untuk melanjutkan dan melipatgandakan amal ibadah yang telah dilakukan selama Ramadhan.

Rasulullah SAW bersabda, ''Sebaik-baik perbuatan adalah sesuatu yang berkelanjutan mudawamah walapun tidak terlalu banyak.'' Amal ibadah yang dilakukan selama Ramadhan tak boleh terputus.  ''Amaliyah Ramadhan itu bisa dilanjutkan di bulan Syawal, Dzulqaidah, Dzulhijjah sampai ke Ramadhan lagi,''  tutur Sekretaris Majelis Tarbiyah Indonesia, KH Anwar Hidayat.

Dalam sebuah hadis, Rasulullah SAW bersabda, ''Barangsiapa berpuasa pada bulan Ramadhan lalu diiringinya dengan puasa enam hari pada bulan Syawal, berarti ia telah berpuasa setahun penuh.'' Menurut Kiai Anwar, spirit puasa Ramadhan harus berkesinambungan.

Setelah menunaikan puasa Syawal selama enam hari, umat Islam juga bisa menunaikan shaum sunat setiap Senin dan Kamis serta puasa sunat di pertengahan bulan Hijriyah setiap tanggal 13, 14 dan 15 yang disebut ayyamul bidh. Kiai Anwar menambahkan, amaliyah lainnya, seperti, membaca Alquran, shalat malam,  membayar zakat, infak dan sedekah yang banyak dijalankan selama Ramadhan harus terus dihidupkan pada  Syawal dan bulan lainnya.

''Pada Syawal dan bulan lainnya, umat Islam bukan hanya sekedar membaca Alquran. Yang lebih penting lagi adalah memahami makna Alquran dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari,'' papar pimpinan Pesantren Daarul Ulum Sawangan, Depok, Jawa Barat  itu. Keberhasilan shaum Ramadhan dibuktikan dengan peningkatan amal ibadah pada Syawal dan bulan lainnya.

Alquran telah menjelaskan bahwa shaum Ramadhan bertujuan mencetak umat yang beriman menjadi insan bertakwa. Menurut Kiai Anwar, salah satu tanda orang bertakwa adalah memperbanyak infak dan sedekah dalam keadaan lapang dan sempit. ''Justru ujiannya tergambar setelah Ramadhan.''

Pimpinan Pesantren Tahfidz Alquran Daarul Quran Wisatahati, Tangerang,  Banten Ustaz Yusuf Mansur, juga mengungkapkan,  setelah Ramadhan berakhir, ibadah yang  telah dilaksanakan dengan penuh semangat, tak boleh padam.

''Kalau kita melihat mekanismenya, Allah SWT tidak membiarkan Ramadhan ini kosong. Buktinya, setelah Syawal ada syariat untuk puasa sunat enam hari. Itu semacam pembelajaran yang berkesinambungan buat kita hamba-hamba-Nya biar tidak pernah putus,'' papar Ustaz Yusuf.

Ia menyarankan agar tabiat-tabiat yang sudah disempurnakan pada Ramadhan, terus dilanjutkan. Kuncinya, ungkap Ustad Yusuf, tak boleh ada istilah istirahat dalam beribadah. ''Kalau istirahat satu atau dua pekan, itu susah lagi.  Kalau tidak ada jeda, langsung on nggak bakalan putus. Jadi, jangan sampai selama Syawal  ibadah kita bolong,''  imbuhnya.

Menurut dia,  semangat ibadah pasca-Ramadhan tak boleh sampai mengendur. ''Makanya, sebelum Syawal datang, harus berdoa supaya selesai Ramadhan jangan meninggalkan ibadah. Ya Allah bimbinglah kami senantiasa ingat kepada-Mu, bimbinglah kami senantiasa mensyukuri nikmat yang Engkau berikan serta bimbinglah kami mampu memperbaiki ibadah kepada-Mu).''

Kiai Shalahuddin menambahkan, ibadah itu sangat luas,  tidak hanya kepada Allah SWT, tetapi juga kepada makhluk lain, bahkan terhadap alam.  Menurut Gus Solah, puasa mendorong seseorang menjadi orang yang bertakwa. ''Ukurannya, sejauh mana ibadah  selama Ramadhan mengubah perilaku kita di bulan-bulan yang akan datang. Tentunya, perilaku terhadap Allah, perilaku terhadap manusia dan perilaku terhadap alam,'' tuturnya.