(ilusitrasi)

Oleh : KH. Rahmat Abdullah (Alm), Januari,1, 2013

Jika kita merenungi peristiwa pergantian tahun dan perhitungan waktu, terdapat perbedaan sangat mencolok antara manusia dan makhluk lainnya. Dengan akal yang Allah berikan mereka menghitung pergerakan benda-benda angkasa yang tertib dan pasti. Dengan naluri ingin tahu yang Allah tanamkan, mereka menjelajah tanpa lelah. Kepastian gerak dan ketertiban pola edar tata surya mengilhami mereka untuk dapat membuat catatan waktu, sejarah, dan peristiwa. Muncullah kalender atau almanak (Arab: almanakh, almunakh, artinya musim, iklim, cuaca). Ada kronometer, dari jam pasir, jam bayang-bayang sampai jam quartz dan kinetik.
Kemudian sesuatu berubah. Mereka membanggakan catatan prasejarah yang mereka bikin-bikin sampai zaman kini. Orang berbangga dengan apa yang mereka sebut pertambahan umur dalam ulang tahun, walaupun sebenarnya yang terjadi adalah perkurangan umur. Secara umum orang merayakan tahun baru Masehi, 1 Januari-sebuah kebiasaan kaum Nasrani yang di abad-abad lalu menjajah negeri-negeri Muslim. Bahkan secara resmi juga presiden mengumumkan pergantian tahun (orang Jayakarta (Jakarta) menyebutnya Tahun Baru Blande).
Bagi seorang Muslim yang baik, bukan pergantian tahun itu yang penting, tetapi per-gantian malam dan siang. Allah menjadikannya sebagai tanda kekuasaannya. Me-renunginya berarti memenuhi sebagian sifat ulil albab dan hamba yang bersyukur (QS. 3;190-191/25;62). "Ia yang menjadikan malam dan siang silih berganti, bagi orang-orang yang ingin mengambil pelajaran atau ingin bersyukur".
Dulu orang membanggakan kaum sufi sebagai 'putra harinya'. Sudah seharusnya tiap orang menjadi putra harinya, bahkan putra jamnya, menit, dan detiknya. Artinya ia selalu mengaktualisasi dirinya bukan pada musim-musim tahunan atau momentum-momentum, tetapi pada setiap saat dalam kehidupannya serta menjalaninya dengan penuh kesadaran dan tanggungjawab.
Terkadang kita sukar memahami gaya hidup orang lain, sebagaimana mereka pun susah memahami gaya hidup kita. Kita tidak mengerti mengapa mereka memakai busana minim, yang dalam sejarahnya adalah busana perempuan nakal. Mereka pergi ke pesta-pesta pekanan atau ulang tahun dengan wangian kelas mahal dan mobil mewah tanpa merasa minder bahwa semua itu pinjaman dari ortu. Bagaimana kalau itu hasil KKN? Siapa sih yang nyuruh tiup lilin? Kalau tidak, bagaimana akibatnya? Mengapa harus pergi berpasang-pasangan? Mengapa itu disebut modern? Apakah dengan pesta liar yang dianggap modern itu mereka langsung bisa bikin satelit, komputer, robot, dan memecahkan masalah-masalah iptek?
Evaluasi diri tahun yang lalu
Konon, di antara bahan 'penyesalan' orang-orang saleh di hari kiamat adalah adanya waktu kosong dalam kehidupan mereka. Tentu saja, mereka tidak mengisinya dengan maksiat. Namun, melihat betapa keberuntungan besar yang disediakan bagi mereka yang memanfaatkan seluruh hidup untuk kepentingan ibadah, jelas 'penyesalan' itu menjadi wajar.
Bagaimana Rasulullah SAW. memanfaatkan waktunya secara efisien? Bayangkan, sepanjang sembilan tahun di Madinah, kaum Quraisy melancarkan tak kurang dari 62 kali gempuran besar dan kecil. 27 ghazwah, pertempuran menghadapi mereka yang dipimpinnya langsung. 35 kali sariyah, yang dipimpin para kader sahabat. Artinya, bila ada kata jeda mungkin hanya satu sampai satu setengah bulan. Banyak hadis sahih menginformasikan Rasulullah masih sempat berlomba jalan dengan istrinya. Ada saatnya beliau merangkak dengan anak-anak bermain ceria dipunggungnya. Ada saatnya beliau bercengkerama dengan rakyat jelata. Ini di luar aktivitas memimpin persidangan politik, persidangan kasus-kasus rumah tangga, kriminal, perdata, menyiapkan para calon hakim, diplomat, guru, ulama, tentara, ahli syura, dll.
Banyak orang hidup dengan usia panjang, kadang seratus tahun. Namun, biografinya ditulis cukup dalam tiga baris: "Bapak Fulan, lahir tanggal sekian, wafat tanggal se-kian". Terukir apik di batu nisan. Sebaliknya Rasulullah SAW dengan usia 63 tahun qamariyah, sampai sekarang kajian tentang beliau masih terus berlanjut, dari berbagai aspek kehidupan dan kepemimpinannya.
Kenyataan ini menuntut kita untuk mengaudit diri setiap hari: bagaimana caranya agar modal usia yang sudah dijatah tidak terjadi defisit, bahkan sebaliknya, dan keuntungan besar yang selalu diperoleh. Ini memang sulit, karena hal yang sering kali dihindari adalah menghitung diri sendiri. Memang getir rasanya melihat kesalahan-kesalahan diri, tetapi semua ini harus dilakukan. Dan camkanlah dalam hati untuk satu hal ini: bahwa dalam pesta ulang tahun atau dalam perhitungan usia, ada pengelabuan setan. Sesungguhnya bukan umur yang bertambah, melainkan jumlah yang sudah dilewati. Jatah sisa-nya semakin berkurang.
Menyikapi hedonisme remaja masa kini
Salah jika menganggap remaja saja yang doyan hura-hura. Semua dimulai dari biangnya: bapak dan ibu. Kondisi semacam ini tampaknya sudah terkonsep, dari sikap keseharian sampai cara penyambutan tahun baru, semua mencerminkan dangkalnya nilai-nilai akidah sebagian besar umat.
Semua ini memang telah didesain dengan rapi. Dengarlah khotbah sanjungan dan ucapan terima kasih atas nama gereja yang disampaikan oleh pendeta Dr. Zwemmer di bukit Zaitun tahun 1935. Ia menekankan hal yang lebih penting daripada menyebarkan Bibel, yaitu memunculkan generasi umat Islam yang:
a. tak mengenal Islam
b. tidak bangga dengan Islam
c. terputus dengan sejarah dan keagungan masa lalu pendahulu mereka
d. hidup santai, hura-hura, serba boleh
e. kalau tidak pindah agama, juga tidak bermutu dalam Islam
f. lemah dan akhirnya mudah dikuasai dan didikte
Hal yang sama bisa kita lihat dalam dokumen Protokolat Hukama' Yahudi yang berisi sejumlah rencana busuk mereka terhadap umat Islam.

Menjadi remaja seutuhnya
Tidak adil menyalahkan remaja secara keseluruhan. Mereka hanyalah produk yang lahir dan tumbuh dalam suatu iklim. Generasi yang lemah, manja dan punya ketergan-tungan tinggi, lahir dan dibesarkan dalam gelimang utang luar negeri yang mencekik leher, mengundang korupsi dan menjerat umat pada jaring-jaring rentenir mancane-gara. Sejarah telah membuktikan bahwa lingkungan dan keluarga adalah tempat terbaik pulangnya remaja mengadukan keluh dan mencari jawaban bagi persoalan-persoalannya.
Remaja yang bertanggung jawab akan sangat prihatin melihat angka empat juta dalam kasus narkoba. Ia akan menjaga dengan sungguh-sungguh dirinya dan rekan-rekannya untuk tidak menambah jumlah itu. Ia tahu di bahunya dipercayakan nasib umat dan bangsa ini. Ia sadar memegang amanah kepercayaan, harapan, biaya pendidikan dan tunjangan orang tuanya. Ia memilih pahit daripada berkhianat kepada akidahnya. Di era kebangkitan ia harus punya target mengenal Islam secara benar, ikut dakwah secara proporsional, dan berprestasi sebagaimana layaknya seorang remaja.
Target-target setahun ke depan
Mungkin sangat klise untuk mengatakan: tampil ke depan meraih sukses. Coba duduklah dengan tenang, bayangkan ratusan ribu kader dari kelompok pemikiran yang tidak punya komitmen dengan Islam dan dakwah Islam, bahkan tidak dengan kepentingan bangsanya. Dengan terjun bebas atau dengan beasiswa, mereka berhasil mereguk ilmu sepuas-puasnya dan menduduki posisi-posisi kunci di negeri ini. Kepada siapa tanah air ini akan diserahkan? Sukses tidak selalu ditandai dengan NEM tinggi, karena remaja mungkin berprofesi sebagai pelajar atau putus sekolah karena sebab-sebab tertentu. Intinya kemandirian dan kesiapan menghadapi hari esok.
Bila duduk di kelas tertinggi, konsentrasinya pada sukses belajar. Itu cukup sebagai bahasa fakta bagi dakwah yang cerdas dan memberdayakan, agar tidak ada lagi orang berceloteh tentang aktivis yang selalu gagal dalam studi. Bila berada di kelas pertama atau kedua, harus dirancang agar menghasilkan kontribusi yang jelas, terencana, dan terproyeksi.

*Sumber ; https://web.facebook.com/rahmat.abdullah/posts/10151134253757115?_rdr
Red: Damanhuri Zuhri
Sedekah/Ilustrasi
Sedekah/Ilustrasi
 
REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Sukron Abdilah

Suatu ketika, Rasulullah SAW didatangi para sahabat yang terdiri dari fakir miskin, kalangan sahabat yang tak berharta. Mereka memprotes kepada baginda Nabi SAW, “Wahai Rasulullah orang-orang kaya telah memborong pahala. Mereka shalat sebagaimana kami shalat, mereka berpuasa sebagaimana kami puasa, namun mereka dapat bersedekah dengan kelebihan hartanya.”

Dengan bijaksana Rasulullah SAW bersabda, “Bukankah Allah SWT telah menjadikan bagi kalian apa-apa yang dapat kalian sedekahkan? Sesungguhnya pada setiap tasbih ada sedekah, pada setiap tahmid ada sedekah, dan pada setiap tahlil ada sedekah, menyuruh kebaikan adalah sedekah, melarang kemungkaran adalah sedekah, dan mendatangi istrimu juga sedekah.” (HR. Muslim).

Terma sedekah dalam hadis di atas, artinya tidak hanya sebatas membagikan harta bendawi, sehingga bisa dimonopoli kalangan berada (aghniya). Dalam bahasa lain, sedekah adalah upaya berbagi kebaikan dengan mengoptimalkan kemampuan diri agar seseorang merasa lega telah berbagi kebahagiaan.

Secara teoritik, al-Birr (kebajikan) dalam Islam terdiri dari dua jenis, yakni: Al-Birr.. terkait dengan Allah SWT, dan al-Birr terkait dengan sesama. Al-Birr terkait dengan Allah SWT yakni beriman kepada-Nya, melaksanakan perintah-Nya, dan menjauhi larangan-Nya.

Sementara, al-Birr terkait dengan sesama adalah husnulkhuluq, yakni banyak berderma dan tidak mengganggu sesama atau menampakkan kemuliaan pribadi. Sedekah ialah ajaran sosial dalam Islam, yang mampu menghidupkan agama ini hingga melewati masa 1500 tahun.

Doktrin Islam mengajarkan, setiap sendi jasad kita harus disedekahi, salah satunya dengan bekerja keras mengeluarkan diri dari keterpurukan juga dapat disebut sebagai sedekah.
Karena itu, bagi orang fakir, miskin, dan tak berdaya sekalipun; Islam memberikan kesempatan untuk bersedekah, karena seperti yang diungkapkan dalam hadis Nabi SAW, bahwa setiap perilaku kita bernilai sedekah bila hal itu memuat nilai kebaikan bagi kehidupan.

Jadi, kita tidak usah protes bila ada orang kaya yang dermawan, hidup sebagai filantropis, rajin melaksanakan ibadah dan rajin berderma. Sebab, sedekah itu bukan hanya berkaitan dengan harta bendawi, tetapi terkait dengan langgengnya nilai kebaikan dalam setiap laku lampah kita.

Ada banyak lapangan hidup yang bisa kita jadikan ladang menuai pahala dari Allah SWT, bila sedekah dikabarkan akan diganjar pahala berlipat; bahkan bagi orang yang suka bersedekah disediakan oleh Allah SWT pintu surga bernama sedekah.

Bila kita tidak berharta, tak punya uang, dan minim akses ekonomi; bersedekahlah dengan perbuatan, bersedekahlah dengan akal-pikiran, dan bersedekahlah dengan tenaga untuk kemajuan Islam.
Jangan pernah merasa iri, dengki, apalagi memprotes keadilan takdir Allah karena menjadikan kita sebagai kaum tak berpunya, kaum yang tak berdaya, dan kaum yang selalu menerima, tetapi tak pernah memberi.

Rasulullah SAW bersabda, “Setiap ruas tulang manusia harus disedekahi setiap hari selagi matahari masih terbit. Mendamaikan dua orang (yang berselisih) adalah sedekah, menolong orang hingga ia dapat naik kendaraan atau mengangkatkan barang bawaan ke atas kendaraannya merupakan sedekah, kata-kata yang baik adalah sedekah, setiap langkah kaki yang engkau ayunkan menuju ke masjid adalah sedekah dan menyingkirkan aral (rintangan, ranting, paku, kayu, atau sesuatu yang mengganggu) dari jalan juga merupakan sedekah.” (HR. Bukhari dan Muslim). Wallahu a’lam.

*Sumber : http://khazanah.republika.co.id/berita/dunia-islam/islam-nusantara/16/09/20/odrvvl301-sedekah-kebajikan
Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Damanhuri Zuhri
Antara Suasana pantai di Pulau Gili Air, NTB, Selasa (9/12). NTB memiliki sejumlah lokasi wisata andalan seperti Gili Trawangan, Gili Meno dan Gili AIr yang terletak di lepas barat laut Pulau Lombok dengan garis pantai berpasir putih dan memiliki gugusan terumbu
Suasana pantai di Pulau Gili Air, NTB, Selasa (9/12). NTB memiliki sejumlah lokasi wisata andalan seperti Gili Trawangan, Gili Meno dan Gili AIr yang terletak di lepas barat laut Pulau Lombok dengan garis pantai berpasir putih dan memiliki gugusan terumbu
 
REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Destinasi wisata halal terus didengungkan Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB). Pasar Timur Tengah menjadi salah satu prioritas utama. Meski menyasar wisatawan muslim, terutama dari kawasan Timur Tengah, Plt Kepala BPPD NTB, Afan Ahmad berupaya keras agar Lombok tidak menjadi seperti kawasan Puncak, Jawa Barat, terkait maraknya pernikahan ilegal oleh turis asing. 

"Upaya kita agar tidak seperti di Puncak. Ini upaya kita bersama untuk menjaga dan memelihara ini," ungkap Afan Ahmad dalam jumpa pers di kantor Disbudpar NTB, Kota Mataram, NTB, Senin (19/9).

Ia menambahkan, kehadiran destinasi wisata halal tak lantas menghilangkan sejumlah wisata konvensional yang sudah terlebih dahulu hadir seperti Gili Trawangan. "Kita sepakat dengan Asita, dalam rangka menjual paket (wisata halal) ini tidak termasuk di Gili Trawangan," ungkapnya.

Hal serupa ditegaskan Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata NTB, Lalu Muhammad Faozal, yang menegaskan konsep destinasi wisata halal berbeda dengan apa yang terjadi di Kawasan Puncak. "Soal wisata halal, kita tidak mau seperti konsep di Puncak," ucapnya.

Demi meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara asal Timur Tengah khususnya, Pemerintah Provinsi Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) bersama Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (Asita) akan menyelenggarakan Internasional Halal Travel Fair (IHTF) pada Rabu (21/9) dan Kamis (22/9) di NTB.

*Sumber : http://khazanah.republika.co.id/berita/dunia-islam/islam-nusantara/16/09/20/odrw26301-wisata-halal-lombok-tak-ingin-seperti-kawasan-puncak
Salah satu agenda tahunan dari yasmin adalah "BERQURBAN BARENG YASMIN" yang dilaksanakan set
iap hari raya Idul Adha. Pada tahun ini 1437H, yasmin ( YAyasan Media INsan ) putussibau, mendapat amanah 6 ekor sapi. Dimana 2 ekor sapi penyembelihannya dilaksanakan pada hari bertepatan hari raya Idul Adha 1437H, dan 4 ekor sapi lagi penyembelihannya dilaksanakan sehari setelah hari raya Idul Adha 1437H.
Sama dengan tahun sebelumnya, yayasan mendapatkan amanah hewan qurban, bekerjasama dengan Global Qurban ACT, Orang Tua Murid SDIT Insan Mulia Putussibau dan masyarakat sekitar putussibau. Ditahun ini juga sama, cuma ada tambahan dari salah satu donatur dari arab saudi yang mau berqurban lewat Yasmin serta support atribut dari salah satu produk bintangtoejoeh yaitu Exstrajoos. Sedangkan lokasi pendistribusiannya ada teluk barak, ujung pinang, trans kalis, trans kirin nangka, mbaung dan pala pulau. Yayasan Media Insan sangat berterima kasih, atas kepercayaan para donatur yang telah berqurban bekerjasama dengan YASMIN. Semoga ditahun yang akan datang, bisa bekerjasama lagi.  Berikut kami tampilkan beberapa dokumentasi proses penyembelihan dan pendistribusiannya.







Tanda merah sebesar koin terlihat di pundak Michael Phelps, selama Olimpiade Rio 2016 di Rio de Janeiro, Minggu (7/8). Phelps memang satu dari sejumlah atlet di Olimpiade 2016 yang memilih terapi bekam untuk menjaga kebugarannya. (REUTERS/Michael Dalder)
Liputan6.com, Jakarta - Olimpiade 2016 menguak tren dan sisi lain kehidupan para atlet. Salah satu yang menjadi perbincangan hangat adalah populernya metode pengobatan bekam di ajang olahraga internasional yang berlangsung di Rio de Janeiro, Brasil itu.
Ini berawal pada 7 Agustus lalu, ketika bekas keunguan berbentuk bulat tampak menghiasi lekukan-lekukan otot bahu perenang unggulan Amerika Serikat (AS), Michael Phelps. Ternyata pria berusia 31 tahun itu menjalani terapi bekam.
Phelps bukan satu-satunya atlet di Olimpiade Rio 2016 yang memiliki bekas kop -- alat bekam. Alex Naddour, atlet senam artistik AS ternyata juga melakukan terapi serupa.
"Ada rahasia yang saya lakukan selama beberapa tahun belakangan sehingga kesehatan saya tetap terjaga," jelas Naddour seperti dikutip dari USA Today.
Menurut pria berusia 25 tahun itu, terapi bekam selama ini sangat membantunya dan harganya pun terbilang murah. Naddour menjelaskan hanya dengan merogoh kocek sekitar US$ 15 atau sekitar Rp 200 ribu untuk membeli satu set alat bekam lalu menggunakannya, itu sudah bisa menghilangkan rasa sakit dan ketegangan usai melangsungkan perlombaan.
"Ini pengeluaran terbaikku dibandingkan untuk hal-hal lain," imbuhnya.
Ada pula rekan satu tim Naddour, Chris Brooks, yang juga mengaku sangat bergantung pada metode pengobatan bekam. Brook menegaskan, bekam membuatnya tak lagi membutuhkan trainer atau ahli terapis.
"Ketika Anda merasa, "Oke, saya sakit di bagian ini" maka yang perlu dilakukan adalah menempel beberapa kop dan minta bantuan rekan satu tim atau Anda bahkan bisa mengerjakannya sendiri," kata dia.
Selain itu, rekan Phelps sesama perenang, Natalie Coughlin pun sempat mengunggah foto yang menunjukkan dirinya tengah menjalani terapi bekam. Tak hanya digemari para atlet, namun sejumlah selebritas Hollywood pun tercatat menggunakan metode pengobatan ini seperti misalnya Madonna, Gwyneth Paltrow, Lionel Richie, dan banyak lagi.

Ustadz Muhammad Arifin Ilham saat mengisi khutbah shalat Idul Fitri di halaman Q Mall Banjar Baru, Kalimantan Selatan, Rabu (6/7/2016).
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Selepas Ramadhan dan Idul Fitri ada salah satu ibadah yang sangat utama untuk dikerjakan oleh umat Islam. Ibadah tersebut adalah puasa sunnah Syawal.
“Puasa sunnah enam hari di bulan Syawal merupakan ibadah puasa sunnah yang utama,” kata Pimpinan Majelis Az-Zikra Ustadz Muhammad Arifin Ilham melalui broad cast yang dikirimkan kepada Republika.co.id,  Kamis (7/7/2016).

Ustadz Arifin lalu mengutip sabda Rasulullah SAW, “Barangsiapa yang telah berpuasa Ramadhan dan  kemudian dia mengikutinya dengan  puasa enam hari di bulan Syawal, maka dia seperti orang yang berpuasa selama satu tahun.” (HR Muslim).

Menurut Ustadz Arifin, paling tidak ada sembilan keutamaan puasa Syawal. “Pertama, nilai puasanya menjadi sempurna, yakni  puasa setahun penuh. Kedua, dicintai Allah dan meraih ampunan dosa  seperti ditegaskan dalam Alquran Surah  Ali Imron ayat  31,” ujar Arifin.

Ketiga, kata Arifin, meraih syafaat Rasulullah dan bersama beliau karena menghidupkan sunnah belia.  "Siapa yg menghidupkan sunnahku maka sungguh ia mencintaiku, dan siapa yang mencintaiku bersamaku di surga." (HR At Tirmidzi)

Keempat,  Arifin menambahkan, puasa Syawal merupakan tanda jelas meningkatnya iman dan takwa seorang Muslim. “Karena  itulah disebut ‘Syawwal’ yang artinya bulan peningkatan,” tutur Arifin.

Arifin menyebutkan, hikmah kelima puasa Syawal adalah menutupi kekurangan selama puasa  Ramadhan. “Keenam,  di antara tanda ikhlas, gemar dengan  amal sunnah, kalau wajib ya kewajiban tetapi kalau sunnah adalah kerelaan seorang hamba mengabdi kepada Allah,” ujarnya.

Ketujuh, puasa Syawal merupakan salah satu cara   terbaik memupuk keimanan kepada Allah dan kecintaan kepada Nabi-Nya.  “Puasa Syawal sangat ringan , hanya enam hari. Sebulan Ramadhan saja sanggup, apalagi dorongan cinta Allah dan Rasul-Nya (untuk melaksanakan puasa Syawal),” kata Arifin.

Arifin menambahkan, hikmah kesembilan puasa Syawal adalah hamba Allah yang beriman yang cerdas itu adalah semua sunnah dihidupkan sebagai bekal di akhirat kelak.

“Puasa Syawal boleh berturut turut enam hari setelah Idul Fitri atau puasa enam  hari selama di bulan Syawal. Bagi muslimah  yang berutang puasa, lebih utama bayar puasa dulu,” papar Ustadz Muhammad Arifin Ilham.

Oleh: Ustadz Abdullah Haidir, Lc.
Saya beberapa kali dikirimi pertanyaan tentang ucapan selamat pada hari Idul Fitri, benarkah ucapan seperti “Minal aidin wal fa’izin… mohon maaf lahir batin..” adalah ucapan yang tidak boleh diucapkan sebagai ucapan selamat pada hari Idul fitri. Dan yang benar adalah ucapan taqabbalallahu mina wa minkum.
Menyatakan bahwa ungkapan “taqabbalallahu minna wa minkum” sebagai tahni’ah (ucapan selamat) yang lebih utama saat Idul Fitri memang ada benarnya karena  terdapat riwayat bahwa para sahabat saling mengucapkan demikian pada hari Id. Meskipun para ulama juga sempat memperbincangkan derajat riwayat ini dan juga kesimpulannya. Akan tetapi menyatakan tidak boleh mengucapkan redaksi lainnya, apalagi yang sudah kadung akrab diucapkan dan didengar di tengah masyarakat seperti ucapan “Minal aidin wal fa’izin” atau “mohon maaf lahir batin” adalah sikap yang terlalu terburu-buru menghukumi sesuatu, bahkan cenderung tidak bijak menyikapi keragaman dan hanya akan menambah kebingungan sebagian awam, atau bahkan sedikit atau banyak dapat menimbulkan gesekan yang tidak perlu.
Idul Fitri, sebagaimana Idul Adha, adalah hari raya umat Islam. Selain memiliki nilai ibadah dengan ritual tertentu, hari Id, sebagaimana umumnya hari raya, juga sarat dengan muatan-muatan sosial, dan efeknya adalah pengaruh adat dan budaya setempat sedikit banyak akan mempengaruhi. Maka, disamping perkara-perkara ibadah yang sama disepakati, tak mengherankan jika Idul Fitri di berbagai belahan dunia Islam memiliki ciri khas, adat dan budaya tersendiri. Seperti dalam hal makanan, pakaian, hiasan dan ornamen dan symbol-simbol, hingga masalah kebiasaan di tengah masyarakat, seperti mudik, saling berkunjung, dll. Akan tetapi substansinya sama, kegembiraan, kebahagiaan, dan kesemarakan dalam naungan iman di antara kaum muslimin. Sejauh ini, tidak ada yang mengingkari adanya budaya dan kebiasaan-kebiasaan yang berbeda antara satu negeri dengan negeri lainnya.
Termasuk yang dapat dimasukkan dalam hal ini adalah masalah tahni’ah (ucapan selamat). Masing-masing negeri biasanya memiliki tahni’ah yang khas di hari raya ini. Maka memaknai masalah ini dari sudut pandang budaya dan adat istiadat, lebih ringan dan lebih luwes ketimbang dilihat dari sudut pandang ibadah semata, atau dinilai secara hitam putih, sehingga memberikan kesan agama ini terasa sempit dan anti adat istiadat.
Bahkan di negeri-negeri Arab pun, selain ucapan ‘taqabbalallahu minna wa minkum’ juga biasa diucapkan tahni’ah dengan redaksi beragam, seperti: ‘kullu aamin wa antum bikhairin’, ‘Iedun sa’iid’, ‘Id mubaarak’ plus doa-doa yang biasanya menyertai. Ucapan-ucapan tersebut tentu saja tidak ada riwayatnya dan sandaran dalilnya, namun tidak kita dengar pendapat ulama mu’tabar yang mengingkarinya. Karena memang ini hanyalah masalah adat istiadat yang semestinya disikapi dengan luwes dan hukum asalnya adalah boleh, sepanjang tidak menabrak kaidah-kaidah syariat secara prinsip.
Jadi, ucapan ‘minal aidin wal faizin’ atau ‘mohon maaf lahir batin’ dapat dipahami dari sisi ini, dan karenanya dia tidak terlarang diucapkan, anggaplah hal itu bagian dari keragamana budaya yang menjadi khazanah Islam, khususnya di negeri kita.. Wallahu a’lam.

(Manhajuna/IAN):http://manhajuna.com/benarkah-tidak-boleh-mengucapkan-minal-aidin-wal-faizin-pada-hari-idul-fitri/



Memberikan kata kata ucapan idul fitri 2016 atau bertepatan 1437 H ( Hijriyah) di hari penuh kemenangan tahun ini adalah langkah sederhana yang perlu dilakukan setiap muslim dalam memperart ukhwah islamiyah.

Momen idul fitri atau lebaran memang memiliki nilai ukhuwah (persudaraan) yang erat dan terjaga diantara sesama muslim. Idul fitri adalah penutup atas bulan Ramadhan sekaligus pembuka atas lembaran baru yang penuh kesucian. 
Meskipun kita telah meninggalkan Ramadhan, namun hari lebaran atau idul fitri ini kita semuanya merayakan kemenangan atas kesungguhan selama menjalankan puasa ramadhan. Baiklah berikut ungkapan yang bisa kita bagikan berupa ucapan selamat hari raya idul fitri 1437 H.
Inilah hari yang penuh kesucian dan kesukacitaan. Hari kemenangan dan hari untuk saling memaafkan. Mohon maaf lahir dan batin dan selamat hari raya idul fitri

Harta paling berharga adalah sabar. Teman paling setia adalah amal. Ibadah paling indah adalah ikhlas. Identitas paling tinggi adalah iman. Pekerjaan paling berat adalah memaafkan. Mohon maaf atas segala khilaf dan salah

Masih ada salah yang tersirat, terucap dan terlakukan. Di hari penuh kesucian ini, Mohon dimaafkan. Karena sesungguhnya tiada manusia yang tak luput dari salah, tiada manusia yang sempurna

Selamat hari raya idul fitri, raih kemenangan dan kembali ke fitrah. Minal aidin wal faidzin, Mohon maaf lahir dan batin

Meski wajah tak mampu berjumpa. Tangan tak bisa saling menjabat. Semoga coretan kata ini mampu menjadi jembatan di hari penuh kemenangan. Minal aidin wal faidzin

Satukan tangan dan teguhkan hati di hari penuh kemenangan ini untuk saling memaafkan dengan ikhlas

Sunset Ramadhan beranjak pergi, berganti fajar syawal dipagi hari. Membawa cahaya kedamaian dipenghujung ramadhan. Menebar berkah di hari kemenangan. Selamat idul fitri mohon maaf lahir dan batin

Takbir berkumandang, kedamaian bertebaran, keharuan menghiasi setiap jiwa, dan kebahagiaan atas rahmat yang sangat indah. Allahu akbar..Allahu akbar..Allahu akbar

Mari bersihkan hati dan jiwa dari gelimangan dosa di hari penuh kemenangan ini

Hanya maafmu kawan yang akan menjadi pelengkap di hari yang fitrah ini. Mohon maaf lahir dan batin

Kemuliaan seseorang dilihat dari keikhlasannya dalam memaaafkan setiap salah dan khilaf atas dirinya. Maka maafkanlah keluarga, sahabat, bahkan musuh sekalipun di hari suci ini
sumber : http://www.katabijaklogs.com/2016/06/ucapan-idul-fitri.html





Sudah 24 hari bulan Ramadhan berlalu. Artinya, tinggal tersisa 5 atau 6 hari terakhir dari bulan suci ini, yang para ulama menyebutkannya sebagai Al-‘Asyrul Awakhir.


Dalam fase ini Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam semakin getol beribadah kepada Allah. Dalam sebuah hadits, Aisyah radhiallahu ‘anha berkata :

كَانَ النَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم إِذَا دَخَلَ الْعَشْرُ شَدَّ مِئْزَرَهُ، وَأَحْيَا لَيْلَهُ، وَأَيْقَظَ أَهْلَهُ

Bila masuk sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan, Nabi shallallahu ‘alaihui wasallam mengencangkan kainnya, menghidupkan malamnya dan membangunkan keluarganya” (HR. Bukhari).
Salah satu yang beliau kerjakan di sepuluh hari terakhir adalah dengan berdiam diri di masjid dan mendekatkan diri kepada Allah. Berdiam diri di masjid dan melakukan peribadahan demi mendekatkan diri kepada Allah sering diistilahkan dengan I’tikaf.
Lantas apa sajakah keutamaan I’tikaf?. Berikut diantaranya :
  1. Wujud istiqamah
Seseorang yang bei’tikaf di masjid adalah orag yang mendapatkan taufik dari Allah untuk beristiqamah. Setelah 20 hari berlalu dari bulan Ramadhan, ia tidak mengendur dalam beribadah. Justru di sepuluh hari terakhir semakin giat beribadah
  1. Dimudahkan untuk berbuat kebaikan
Tingga di masjid dan bergabung bersama banyak orang yang berbuat baik, akan memudahkan seseorang untuk berbuat baik pula. Bagaimanapun, seseorang akan termotivasi intuk berbuat kebaikan jika berada di ligkungan yang penuh dengan orang-orang yang baik.
  1. Ungkapan rasa syukur
Mendekatkan diri kepada Allah merupakan sebentuk ungkapan rasa syukur. Terlebih jika peribadahan tersebut dilakukan secara kontinue dan langgeng di akhir dari bulan Ramadhan.
  1. Mengikuti sunnah Nabi
I’tikaf adalah salah satu dari sunnah Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Dalam sebuah hadits disebutkan :

أَنَّ النَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم كَانَ يَعْتَكِفُ العَشْرَ اْلأَوَاخِرَ مِنْ رَمَضَانَ حَتَّى تَوَفَّاهُ الله تَعَالَى، ثُمَّ اعْتَكَفَ أَزْوَاجُهُ مِنْ بَعْدِه

“Sesungguhnya Nabi Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam telah melakukan i’tikaf di sepuluh hari terakhir di bulan Ramadhan hingga Allah Subhanahu wa Ta’ala mewafatkan beliau, kemudian istri-istri beliau pun melakukan i’tikaf sepeninggal beliau,” (HR Bukhari, Muslim, Abu Dawud, An Nasa’i, dan Ahmad)
  1. Mudah untuk shalat berjamaah
Berada di dalam masjid akan membuat seseorang begitu mudah melakukan shalat berjamaah. Bagaimana mungkin seseorang meninggalkan shalat berjamaah sementara ia berada di dalam masjid?
  1. Mendekatkan diri kepada Allah
Orang yang beri’tikaf akan banyak melakukan peribadahan seperti shalat, membaca Al-Quran, berdzikir dan juga berdoa. Itu senua dilakukan demi ber-taqarrub dan mendekatkan diri kepada Allh.
  1. Malam Lailatul Qadar
Di sepuluh malam terakhir di bulan Ramadhan, Allah telah menyiapkan satu malam yang lebih baik dari seribu bulan, yaitu malam Lailatul Qadar. Rasululluah shallallahu ‘alaihi wasallam memerintahkan umatnya untuk mendapatkan malam lailatul qadar di sepuluh hari terakhir, terutama di malam-malam ganjil. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam  bersabda :

تَحَرَّوْا لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِي الْوِتْرِ مِنْ الْعَشْرِ الأَوَاخِرِ

“Carilah malam lailatul qadar pada malam-malam ganjil di sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan” (HR Bukhari dan Muslim)
  1. Mendapat pahala karena menunggu waktu shalat
Selain mendapatkan pahala shalat berjamaah, orang yang beri’tikaf di masjid juga mendapatkan pahala lainnya tatkala ia menunggu waktu shalat. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :

أَحَدُكُمْ مَا قَعَدَ يَنْتَظِرُ الصَّلاَةَ فِيْ صَلاَةٍ مَا لَمْ يُحْدِثْ تَدْعُوْ لَهُ الْمَلاَئِكَةُ :اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لَهُ اَللَّهُمَّ ارْحَمْهُ

“Tidaklah seseorang di antara kalian duduk menunggu shalat, selama ia berada dalam keadaan suci, melainkan para Malaikat akan mendo’akannya: ‘Ya Allah, ampunilah ia. Ya Allah, sayangilah ia,’” (HR Ahmad)
  1. Membiasakan hidup sederhana, zuhud, dan berlaku tak tamak terhadap dunia
Orang yang sedang beri’tikaf sebagian besar waktunya dipergunakan untuk beribadah. Hidup di masjid merupakan upaya untuk membuat hati menjadi lembut, serta tidak memiliki rasa tamak terhadap dunia.
  1. I’tikaf membiasakan jiwa untuk senang berberlama-lama di masjid, dan menggantungkan hati pada masjid. Dan orang yang menggantungkan hatinya di masjid akan mendapatkan naungan dari Allah. Dalam sebuah hadits shahih disebutkan bahwa Allah akan memberikan naungan dan perlindungan kepada tujuh golongan, diantaranya :

وَرَجُلٌ قَلْبُهُ مُعَلَّقٌ فِي الْمَسْجِدِ

“Orang yang menggantungkan hatinya dengan masjid” (HR Bukhari)
Demikian sepuluh keutamaan dari I’tikaf. Semoga kita dimudahkan untuk melakukannya. (azman)

*Sumber : http://fokusislam.com/3914-ini-10-keutamaan-itikaf-di-bulan-ramadhan.html 

Untuk informasi, panitia ansyitoh ramadhan 1437 H Yasmin, mengadakan i'tikaf di masjid Jami' Thiibah komplek SDIT INSAN MULIA Putussibau. Terbuka Untuk Umum...Ayo bersegera menjemput keutamaan I'tikaf....
by : admint
Pendiri Majelis Taklim Adz-Dzikra Ustaz Muhammad Arifin Ilham

Oleh: Ustaz Muhammad Arifin Ilham

Subhanallah, seorang mukmin yang sangat mencintai Allah dan Rasul-Nya pasti sangat merindukan Lailatul Qadar. Karena malam itu teramat istimewa, malam dengan kadar lebih baik dari 1.000 bulan, atau 83 tahun 3 bulan, khoirun min alfi syahrin; malam turunnya para Malaikat dengan dipimpin langsung Malaikat Jibril atas izin-Nya, tanazzalul Malaaikatu warruuhu; malam penuh kedamaian hingga terbit fajar, salaamun hiya hatta mathla’il fajri.

Malam ini sungguh tidak ternafikan sebagai malam yang sangat terasa nikmat. Apalagi jika menikmatinya dengan beriktikaf di masjid. Tercecaplah puncak kedekatan diri dengan Allah, sehingga air mata pun tidak terbendung lagi. Surah Al-Qodar [97] turun karena menunjukkan keistimewaan malam yang terjadinya pada Asyrul Awaakhir, 10 akhir Ramadhan ini.

Adapun untuk mengenali malam indah ini, Rasul SAW bersabda, ''Malam Lailatul Qadar bersih, tidak sejuk, tidak panas, tidak berawan padanya, tidak hujan, tidak ada angin, tidak bersinar bintang dan daripada alamat siangnya terbit matahari dan tiada cahaya padanya (suram).'' (HR Muslim).

Berikut ini kiat untuk menjemputnya. Pertama, benar-benar bersemangat untuk meraihnya diawali dengan meluruskan niat semata ingin ridha Allah SWT. ''Barang siapa melaksanakan ibadah pada malam Lailatul Qadar dengan didasari keimanan dan harapan untuk mendapatkan keridhaan Allah, maka dosa-dosanya yang lalu akan diampuni.'' (HR Bukhari Muslim).

Kedua, bermujahadah dalam ibadah, Sungguh, Rasul tercinta pada 10 hari terakhir dari bulan Ramadhan, lebih bermujahadah melebihi kesungguhan beliau di waktu lainnya. (HR Muslim). Seperti berpuasa dengan tanpa maksiat, membaca Alquran dengan pemahaman dan penghayatan dan menunaikan shalat Tarawih tanpa putus dan dengan tumaninah.

Ketiga, melaksanakan kewajiban Syariat Allah, seperti zakat maal bagi hartawan, jika wanita taatlah dengan berjlibab. Keempat, beriktikaf di masjid. Abu Said menceritakan tentang iktikaf Rasulullah di masjid yang ketika itu berlantaikan tanah dan tergenang air. “Aku melihat pada kening Rasulullah ada bekas lumpur pada pagi hari Ramadhan.” (HR Muslim).

Kelima, dengan selalu terjaga dalam kekhusyukan ibadah, tidak banyak tidur dan ngobrol. Justru memburai air mata yang mengalir tak terbendung karena rindu perjumpaan dengan-Nya, takut murka-Nya dan karena merasa banyak dosa.

Keenam, berazam dan bersumpah untuk taubatan nashuha; tidak kembali maksiat dan tidak akan menzalimi dan menyakiti siapapun lagi. Ketujuh, wajib minta maaf kepada siapa pun termasuk kepada keluarga atau sahabat yang pernah ia sakiti. Karena jika tidak, akan menjadi hijab (penghalang) bagi doa dan ibadahnya.

Kedelapan, tiada waktu berlalu sia-sia kecuali banyak berzikir, istighfar, shalawat, wudhu terjaga dan kesenangan bersedekah. Kesembilan, berdoalah sungguh sungguh, yakin penuh harap.

Wahai Rasulullah,” tanya Aisyah, “Bagaimana menurutmu andai aku mendapatkan Lailatul Qadar? Doa apa saja yang harus aku baca?” Beliau bersabda, “Ucapkanlah, Ya Allah! Sesungguhnya Engkau Maha Pengampun, Maha Mulia, dan Engkau menyukai ampunan. Maka ampunilah aku,” (HR Tirmidzi).

Allahu Akbar, akankah kita yang meraihnya? Kepastiannya hanya milik Allah. Tapi, teruslah meniti jalan ketaatan kepada-Nya. Karena boleh jadi kita adalah di antaranya. Jika setelah malam indah itu berlalu kita adalah yang semakin kuat akidahnya, semakin rajin dan menikmati ibadahnya, akhlak yang semakin mulia.

Dalam hal ihyaaus sunnah (menghidupkan amal sunnah) kita semakin bersemangat, kepada keluarga dan umat manusia selalu berkasih sayang, ketakwaan kita semakin tampak dan dirasakan oleh diri, keluarga dan sahabat kita, dan air mata kita mudah meleleh karena liqoouhu, kerinduan berjumpa dengan-Nya. Jika ya, boleh jadi kita adalah yang telah berhasil meraihnya.

Allahumma ya Allah, ampunilah seluruh dosa kami dari mulai akil baligh hingga waktu Engkau wafatkan kami, terimalah amal ibadah kami, tobat kami, berkahi sisa-sisa umur kami dalam aktivitas Syariat dan Sunnah Nabi-Mu, berilah pada kami keistimewaan Lailatul Qodar, dan wafatkan kami semua husnul khootimah. Aamiin.

*sumber : http://khazanah.republika.co.id/berita/dunia-islam/hikmah/16/06/24/o996zr-menjemput-lailatul-qadar


 (ILUSTRASI : ANAK-ANAK SEDANG BACA AL-QUR'AN)
Nusaibah Az Zahra16 Juni 2015,Kota Bogor, Jawa Barat.Berikut ini adalah 8 hal yg insyAllah membuat kita merasa nikmat menghafal Al-Qur’an. Tips ini kami dapatkan dari ust. Deden Makhyaruddin yang menghafal 30 juz dalam 19 hari (setoran) dan 56 hari untuk melancarkan. Tapi uniknya, beliau mengajak kita untuk berlama-lama dalam menghafal.

Pernah beliau menerima telepon dari seseorang yang ingin memondokkan anaknya di pesantren beliau. “ustadz.. menghafal di tempat antum tu berapa lama untuk bisa hatam??” “SEUMUR HIDUP” jawab ust. Deden dengan santai. Meski bingung, Ibu itu tanya lagi “targetnya ustadz???” “targetnya HUSNUL KHOTIMAH, MATI DALAM KEADAAN PUNYA HAFALAN” jawab ust. Deden. “mm.. kalo pencapaiannya ustadz???” Ibu itu terus bertanya. “pencapaiannya adalah DEKAT DENGAN ALLAH” kata ust. Deden.

Menggelitik, tapi sarat makna.Prinsip beliau “CEPAT HAFAL itu datangnya dari ALLAH, INGIN CEPAT HAFAL (bisa jadi) datangnya dari SYETAN”…
(Sebelum membaca lebih jauh, saya harap anda punya komitmen terlebih dahulu untuk meluangkan waktu 1 jam per hari khusus untuk qur’an. Kapanpun itu, yg penting durasi 1 jam)
Mau tahu lebih lanjut, yuk kita pelajari 8 prinsip dari beliau beserta sedikit penjelasan dari saya.

1. MENGHAFAL TIDAK HARUS HAFAL
Allah memberi kemampuan menghafal dan mengingat yg berbeda2 pada tiap orang. Bahkan imam besar dalam ilmu qiroat, guru dari Hafs -yg mana bacaan kita merujuk pada riwayatnya- yaitu Imam Asim menghafal Al-Quran dalam kurun waktu 20 tahun. Target menghafal kita bukanlah ‘ujung ayat’ tapi bagaimana kita menghabiskan waktu (durasi) yg sudah kita agendakan HANYA untuk menghafal.

2. BUKAN UNTUK DIBURU-BURU, BUKAN UNTUK DITUNDA-TUNDA
Kalau kita sudah menetapkan durasi, bahwa dari jam 6 sampe jam 7 adalah WAKTU KHUSUS untuk menghafal misalnya, maka berapapun ayat yang dapat kita hafal tidak jadi masalah. Jangan buru-buru pindah ke ayat ke-2 jika ayat pertama belum benar2 kita hafal. Nikmati saja saat2 ini.. saat2 dimana kita bercengkrama dengan Allah. 1 jam lho.. untuk urusan duniawi 8 jam betah, hehe. Toh 1 huruf 10 pahala bukan?? So jangan buru2… Tapi ingat! Juga bukan untuk ditunda2.. habiskan saja durasi menghafal secara ‘PAS’

3. MENGHAFAL BUKAN UNTUK KHATAM, TAPI UNTUK SETIA BERSAMA QUR’AN.
Kondisi HATI yang tepat dalam menghafal adalah BERSYUKUR bukan BERSABAR. Tapi kita sering mendengar kalimat “menghafal emang kudu sabar”, ya kan?? Sebenarnya gak salah, hanya kurang pas saja. Kesannya ayat2 itu adalah sekarung batu di punggung kita, yang cepat2 kita pindahkan agar segera terbebas dari beban (hatam). Bukankah di awal surat Thoha Allah berfirman bahwa Al-Qur’an diturunkan BUKAN SEBAGAI BEBAN. Untuk apa hatam jika tidak pernah diulang?? Setialah bersama Al-Qur’an.

4. SENANG DIRINDUKAN AYAT
Ayat2 yg sudah kita baca berulang-ulang namun belum juga nyantol di memory, tu ayat sebenarnya lagi kangen sama kita. Maka katakanlah pada ayat tersebut “I miss you too…” hehe. Coba dibaca arti dan tafsirnya… bisa jadi tu ayat adalah ‘jawaban’ dari ‘pertanyaan’ kita. Jangan buru2 suntuk dan sumpek ketika gak hafal2, senanglah jadi orang yg dirindukan ayat..

5. MENGHAFAL SESUAP-SESUAP
Nikmatnya suatu makanan itu terasa ketika kita sedang memakannya, bukan sebelum makan bukan pula setelahnya. Nikmatnya menghafal adalah ketika membaca berulang2. Dan besarnya suapan juga harus pas di volume mulut kita agar makan terasa nikmat. Makan pake sendok teh gak nikmat karena terlalu sedikit, makan pake sendok nasi (entong) bikin muntah karena terlalu banyak. Menghafalpun demikian. Jika “amma yatasa alun” terlalu panjang, maka cukuplah “amma” diulang2, jika terlalu pendek maka lanjutkanlah sampai “anin nabail adzim” kemudian diulang2. Sesuaikan dengan kemampuan ‘mengunyah’ masing-masing anda.

6. FOKUS PADA PERBEDAAN, ABAIKAN PERSAMAAN
“Fabi ayyi alaa’i rabbikuma tukadz dziban” jika kita hafal 1 ayat ini, 1 saja! maka sebenarnya kita sudah hafal 31 ayat dari 78 ayat yg ada di surat Ar-Rahman. Sudah hampir separuh surat kita hafal. Maka ayat ini dihafal satu kali saja, fokuslah pada ayat sesudahnya dan sebelumnya yang merangkai ayat tersebut.

7. MENGUTAMAKAN DURASI
Seperti yang dijelaskan di atas, komitmenlah pada DURASI bukan pada jumlah ayat yg akan dihafal. Ibarat argo taxi, keadaan macet ataupun di tol dia berjalan dengan tempo yang tetap. Serahkan 1 jam kita pada Allah.. syukur2 bisa lebih dari 1 jam. 1 jam itu gak sampe 5 persen dari total waktu kita dalam sehari…!!! 5 persen untuk qur’an.

8. PASTIKAN AYATNYA BERTAJWID
Cari guru yang bisa mengoreksi bacaan kita. Bacaan tidak bertajwid yg ‘terlanjur’ kita hafal akan sulit dirubah/diperbaiki di kemudian hari (setelah kita tahu hukum bacaan yang sebenarnya). Jangan dibiasakan otodidak untuk Al-Qur’an… dalam hal apapun yg berkaitan dengan Al-Qur’an; membaca, mempelajari, mentadabburi, apalagi mengambil hukum dari Al-Quran.

NB: setiap point dari 1 – 8 saling terkait…Semoga bermanfaat, niat kami hanya ingin berbagi.. mungkin ini bisa jadi solusi bagi teman-teman yang merasa tertekan, bosan, bahkan capek dalam menghafal. Kami yakin ada yg tidak setuju dengan uraian di atas, pro-kontra hal yg wajar karena setiap kepala punya pikiran dan setiap hati punya perasaan. Oh ya, bagi penghafal pemula jangan lama2 berkutat dalam mencari2 metode menghafal yang cocok dan pas, dewasa ini banyak buku ataupun modul tentang menghafal Al-Qur’an dengan beragam judulnya yg marketable. Percayalah.. 1 metode itu untuk 1 orang, si A cocok dengan metode X, belum tentu demikian dengan si B, karena si B cocok dengan metode Y. dan yakini sepenuhnya dalam hati bahwa menghafal itu PENELADANAN PADA SUNNAH NABI BUKAN PENERAPAN PADA SUATU METODE. satu lagi.. seringkali teman kita menakut2i “jangan ngafal.. awas lho, kalo lupa dosa besar”.. hey, yg dosa tu MELUPAKAN, bukan LUPA. Imam masjidil Harom pernah lupa sehingga dia salah ketika membaca ayat, apakah dia berdosa besar???Oke ya… Semoga kita masuk syurga dengan jalan menghafal Qur’an. Amiin…selamat menghafal.

(Catatan dari Kajian Indahnya hidup dengan Menghafal dan Mentadabburi Al Quran bersama Ustadz Bachtiar Nashir dan Ustadz Deden Mukhyaruddin di Masjid Al Falah; 7/6/'15) - bersama Ustadzuna Alfan Syulukh, S.Psi., Al Hafidz.

Fasilitas ini disediakan untuk membantu anda menghitung besar zakat anda. Hitunglah pendapatan dan simpanan anda untuk mengetahui besar zakat / infaq yang perlu dikeluarkan. Masukkan nilai rupiah tanpa titik atau koma. Setelah itu silahkan hubungi Badan Amil Zakat, Infaq dan Shodaqoh (BAZIS) terdekat untuk membayar Zakat/Infaq anda.


ZAKAT HARTA YANG TELAH TERSIMPAN SATU TAHUN
a. Uang Tunai, Tabungan, Deposito atau sejenisnya
Rp
b. Saham atau surat-surat berharga lainnya
Rp
c. Real Estate (tidak termasuk rumah tinggal yang dipakai sekarang)
Rp
d. Emas, Perak, Permata atau sejenisnya
Rp
e. Mobil (lebih dari keperluan pekerjaan anggota keluarga)
Rp
f. Jumlah Harta Simpanan (A+B+C+D+E)
Rp
g. Hutang Pribadi yg jatuh tempo dalam tahun ini
Rp
h. Harta simpanan kena zakat(F-G, jika &gt nisab)
Rp
I. JUMLAH ZAKAT ATAS SIMPANAN YANG WAJIB DIBAYARKAN PER TAHUN (2,5% x H)
Rp

ZAKAT PROFESI
j. Pendapatan / Gaji per Bulan (setelah dipotong pajak)
Rp
k. Bonus/pendapatan lain-lain selama setahun
Rp
l. Jumlah Pendapatan per Tahun
Rp
m. Rata-rata pengeluaran rutin per bulan (kebutuhan fisik, air, listrik, pendidikan, kesehatan, transportasi, dll)
Rp
n. Pengeluaran lainnya dalam satu tahun (pendidikan, kesehatan, dll)
Rp
o. Jumlah Pengeluaran per Tahun (12 x m + n)
Rp
p. Penghasilan kena zakat (L - O , jika &gt nisab)
Rp
Q. JUMLAH ZAKAT PROFESI YANG WAJIB DIBAYARKAN PER TAHUN (2,5% X P)
Rp

ZAKAT HARTA USAHA (PERDAGANGAN / BISNIS LAINNYA)
r. Nilai Kekayaan Perusahaan (termasuk uang tunai, simpanan di bank, real estate, alat produksi, inventori, barang jadi, dll)
Rp
s. Utang perusahaan jatuh tempo
Rp
t. Komposisi Kepemilikan (dalam persen)
%
u. Jumlah Bersih Harta Usaha (t% x [r-s])
Rp
v. Harta usaha kena zakat (u, jika &gt nisab)
Rp
W. JUMLAH ZAKAT ATAS HARTA USAHA YANG WAJIB DIBAYARKAN PER TAHUN (2,5% X v)
Rp
TOTAL ZAKAT YANG HARUS DIBAYARKAN (I+Q+V)
Rp

PERHITUNGAN NISAB
z. Harga Emas Murni Saat ini per Gram
Rp
Besarnya Nisab (z x 85 gram emas)
Rp

 sumber :http://www.dudung.net/kalkulator_zakat.html
 


REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Salah satu definisi bulan ramadhan adalah bulan diturunkannya Alquran. Dan Hampir seluruh kitab suci turun di bulan suci ramadhan. Berikut penjelasan Kepala lajnah pentashihan mushaf Alquran, dr. Muchlis Hanafi.
Managing Direktur PT Zahir Internasional Muhammad Ismail Thalib. (Republika/ Amin Madani)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ramadhan memiliki pesan sendiri bagi Chief Executif Officer (CEO) Zahir Internasional, Muhammad Ismail Thalib. Kesan yang paling mendalam bagi ayah dari dua orang anak ini adalah memulai tradisi keluarga berpuasa penuh pada usia sedini mungkin.
Sebagai putra yang dibesarkan dari tradisi Arab, Muhammad Ismail sejak kecil dididik disiplin dalam beragama. Termasuk salah satunya kewajiban berpuasa oleh sang nenek. “Memang ada motivasi dari keluarga agar di usia sedini itu bisa dipaksakan untuk berpuasa penuh. Saat itu saya kelas tiga SD,” kata dia.

Dan salah satu yang memotivasi dirinya saat itu untuk berpuasa penuh adalah hadiah yang diberikan keluarga kepadanya. Cara seperti inilah yang akhirnya ia turunkan kepada ke dua orang anaknya agar mampu melaksanakan puasa sejak usia dini.

Namun diungkapkannya ada motivasi yang berbeda dari pengalamannya berpuasa sejak kecil dengan anak saat ini. Saat itu, katanya semua hadiah bisa memotivasi ia untuk melaksanakan puasa penuh. Namun anak saat ini gadget atau gawai merupakan pemicu dan tantagan anak zaman sekarang.

Sebagai praktisi IT, Muhammad Ismail memahami betul bagaimana pentingnya gawai tersebut. Namun ia juga sangat paham bagaimana perangkat ini mampu memberikan efek negatif terutama bagi anak-anak.

Pemimpin perusahaan aplikasi akuntansi terbesar di Indonesia ini juga selalu membatasi waktu anak bergelut dengan gawai dan internet di media sosial. Termasuk saat-saat bulan ramadhan. Pembatasan waktu tersebut membuat anak-anak tidak setiap hari bisa mengakses gadget baik untuk media sosial atau gim.

“Biasanya kita hanya perbolehkan untuk sabtu dan minggu, termasuk untuk saat bulan ramadhan,” ujar pria kelahiran Jeddah, Arab Saudi 33 tahun lalu ini. Selain pembatasan waktu menggunakan gawai, ia bersama sang istri juga mengawasi apa yang mereka anak-anak mereka buka dari perangkat tersebut, baik gim atau sosial media.

Bila diketahui akan memberikan dampak yang tidak baik, sesegera ia akan meminta untuk dihapus. Begitu juga dengan video-video yang mereka lihat. Semua harus dalam pengawasan, kalau ada hal menjurus negatif ia dan sang istri akan memberitahu hal itu kepada anak mereka.

Walaupun ia mengakui perangkat gawai dan internet sudah tidak bisa dipisahkan dari kehidupan sehari-hari. Namun ia bersama sang istri sudah berkomitmen khusus untuk ramadhan pembatasan harus dilakukan.

“Bagi saya ada hal yang lebih baik dan bijak bila gadget dan internet digunakan untuk mendengarkan alqur’an dan tausyiyah, atau hal yang mengarah kepada ibadah,” kata pria keturunan Yaman-Malang ini.

Bila bijak mengunakan gadget dan internet, menurutnya saat ini sangat banyak channel tausyiyah yang bisa menjadi pilihan di berbagai media sosial. Bahkan beberapa diantaranya sangat bagus, baik materi dan pematerinya.

Bila informasi channel tausyiyah itu ia temukan, Muhammad Ismail segera berbagi tautan tersebut  dengan keluarga. Karena itu, baginya IT, internet dan perangkat gawai selalu member pilihan dampak positif dan negatif bagi anak. Di bulan ramadhan inilah, menurutnya peran orang tua menyaring agar perangkat ini akan berdampak positif.
Sumber:http: www.republika.co.id


10 Amalan Sunah Bulan Puasa Ramadhan Yang Dicontohkan Rasul SAW — Bulan Ramadhan bagi umat muslim seluruh dunia merupakan bulan penuh berkah, hikmah dan ampunan, karena berbagai amal perbuatan dapat menjadi pahala yang berkali lipat. Bahkan pada posting sebelumnya telah diceritakan bagaimana tidurnya orang yang berpuasa dibulan Ramadhan adalah pahala.

Maka dari itu, merupakan hal yang sia-sia jika pada kesempatan bulan Ramadhan ini kita tidak berlomba-lomba mengumpulkan pahala sebanyak-banyaknya. Umur seseorang hanya Allah SWT yang mengetahuinya, selagi kita masih bertemu bulan Ramadhan bulan seribu bulan ini, sangat beruntung bagi umat muslim yang mau menjalankan sunah-sunah demi mengejar pahala.
Nabi besar kita, Muhammad SAW telah mencontohkan kepada umat amalan sunah-sunah yang dapat dilakukan pada bulan suci Ramadhan. Jadi apalagi yang kita tunggu? Berikut ini beberapa sunah ibadah sesuai sunnah Rasul SAW.
“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.” [QS. Al-Baqarah (2): 183]

Berikut ini adalah amalan-amalan yang dianjurkan selama bulan puasa ramadhan sesuai sunnah rasul saw:

1. Menyegerakan Berbuka Puasa
Apabila telah datang waktu berbuka puasa, hendaklah menyegerakan berbuka, karena didalamnya terdapat banyak kebaikan. Rosulullah SAW bersabda :
لَا يَزَالُ النَّاسُ بِخَيْرٍ مَا عَجَّلُوْا الْفِطْرَ – رواه الشيخان
“Manusia akan sentiasa berada dalam kebaikan selama mereka menyegerakan berbuka.” (HR. al-Bukhari dan Muslim)
2. Melaksanakan Makan Sahur
تَسَحَّرُوْا فَإِنَّ فِى السَّحُرِ بَرَكَةٌ – الشيخان –
“Makan sahurlah karena sesungguhnya pada sahur itu terdapat berkah.” (HR. Bukhari dan Muslim)
3. Membaca Al-Qur’an (Tilawah)
Ayat Al-Qur’an diturunkan pertamakali pada bulan Ramadhan. Maka tak heran jika Rasulullah SAW sering dan lebih banyak membaca Al-Qur’an di bulan Ramadhan dibandingkan di bulan-bulan lain.
Imam Az-Zuhri berkata, “Apabila datang Ramadhan, maka kegiatan utama kita selain berpuasa adalah membaca Al-Qur’an.” Bacalah dengan tajwid yang baik dan tadabburi, pahami, dan amalkan isinya. Insya Allah, kita akan menjadi insan yang berkah.
Buatlah target untuk diri anda sendiri. Jika di bulan-bulan lain kita khatam membaca Al-Qur’an dalam sebulan, maka misalnya di bulan Ramadhan kita bisa memasang target dua kali khatam. Lebih baik lagi jika ditambah dengan menghafal satu juz atau surat tertentu. Hal ini bisa juga dijadikan program unggulan bersama keluarga.
4. Memberikan Makanan Berbuka Puasa (Ith’amu ath-tha’am)
مَنْ فَطَرَ صَائِمًا فَلَهُ مِثْلُ أَجْرِهِ وَلَا يَنْقُصُ مِنْ اَجْرِ الصَّائِمِ شَيْئٌ – صحيح النسائى و الترمذى
“Barang siapa yang memberikan makanan berbuka kepada orang yang berpuasa, maka baginya pahala seperti orang yang berpuasa tersebut, tanpa mengurangi sedikit pun pahala orang yang berpuasa itu” (Shohih Nasa’i dan Tirmidzi)
Amal ibadah mulia ini dapat Anda manfaatkan bersama tetangga atau anak-anak yatim yang bermukim disekitar rumah Anda. Memberikan makanan ini hanya satu contoh yang dapat kita terapkan dalam hal berbagi rezki kepada sesama umat. Hal ini juga perlu dibiasakan, agar setelah selesai bulan Ramadhan, hal ini tidak punah begitu saja.
5. Berdakwah
Jangan sia-siakan momen Ramadhan kali ini. Sepanjang bulan Ramadhan kita punya kesempatan berdakwah karena pastinya suasana Ramadhan sudah sangat terasa dimana-mana dan tiap orang siap menerima nasihat.
وَلْتَكُنْ مِنْكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُون
“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar ; merekalah orang-orang yang beruntung” (TQS. Al-Imran[3] : 104)
Namun pastikan jika Anda memberi nasihat haruslah ada dalilnya. Sesuai dengan sabda Rasulullah saw: “Barangsiapa menunjuki kebaikan, baginya pahala sebagaimana orang yang mengamalkannya tanpa mengurangi pahala orang yang mengamalkannya sedikitpun.”
6. Shalat Tawawih (Qiyamul Ramadhan)
Ibadah sunnah yang khas di bulan Ramadhan adalah shalat tarawih (qiyamul ramadhan). Dan yang paling penting diingat ialah shalat tarawain dapat dilakukan dirumah sekalipun.
Rasulullah saw pernah merasa khawatir karena takut shalat tarawih dianggap menjadi shalat wajib karena semakin hari semakin banyak yang ikut shalat berjamaah di masjid sehingga beliau akhirnya melaksanakan shalat tarawih sendiri di rumah.
7. I’tikaf
Inilah amaliyah ramadhan yang selalu dilakukan Rasulullah saw. I’tikaf adalah berdiam diri di masjid dengan niat beribada kepada Allah swt. Abu Sa’id Al-khudri meriwayatkan bahwa Rasulullah saw. pernah beri’tikaf pada awal Ramadhan, pertengahan Ramadhan, dan paling sering di 10 hari terakhir bulan Ramadhan.
ayangnya, ibadah ini dianggap berat oleh kebanyakan orang Islam, jadi sedikit yang mengamalkannya. Hal ini dikomentari oleh Imam Az-Zuhri, “Aneh benar keadaan orang Islam, mereka meninggalkan i’tikaf padahal Rasulullah tidak pernah meninggalkannya sejak beliau datang ke Madinah sampai beliau wafat.”
8. Lailatul Qadar
Ada bulan Ramadhan ada satu malam yang istimewa: lailatul qadar, malam yang penuh berkah. Malam itu nilainya sama dengan seribu bulan. Rasulullah saw. amat menjaga-jaga untuk bida meraih lailatul qadar. Maka, Beliau menyuruh kita mencarinya di malam-malam ganjil pada 10 hari terakhir bulan Ramadhan.
Kenapa? Karena, “Barangsiapa yang shalat pada malam lailatul qadar berdasarkan iman dan ihtissab, maka Allah akan mengampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” Begitu kata Rasulullah saw. yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim. Bahkan, untuk mendapatkan malam penuh berkah itu, Rasulullah saw. mengajarkan kita sebuah doa, “Allahumma innaka ‘afuwun tuhibbul ‘afwa fa’fu ‘annii.” Ya Allah, Engkaulah Pemilik Ampunan dan Engkaulah Maha Pemberi Ampun. Ampunilah aku.
9. Umrah
Jika Anda punya rezeki cukup, pergilah umrah di bulan Ramadhan. Karena, pahalanya berlipat-lipat. Rasulullah SAW. berkata kepada Ummu Sinan, seorang wanita Anshar, agar apabila datang bulan Ramadhan, hendaklah ia melakukan umrah, karena nilainya setara dengan haji bersama Rasulullah saw. (HR. Bukhari dan Muslim)
10. Bertaubat
Selama bulan Ramadhan, Allah SWT membukakan pintu ampunan bagi seluruh hambanya. Karena itu, bulan Ramadhan adalah kesempatan emas bagi kita untuk bertaubat kembali ke fitrah kita.
11. Zakat Fitrah
Zakat fitrah wajib dibayarkan sebelum hari Ramadhan berakhir oleh umat Islam, baik lelaki-perempuan, dewasa maupun anak-anak. Tujuannya untuk mensucikan orang yang melaksanakan puasa dan untuk membantu fakir miskin.
Itulah beberapa amalan ibadah mulia yang diajarkan oleh Nabi besar kita Rasulullah SAW pada bulan Ramadhan. Semoga kita dapat mengerjakan semua amalan ibadah tersebut dengan niat ikhlas dan mengharap ridho HANYA dari Allah SWT. Amiin.
Sumber: http://duniaislam.kangismet.net/http://sunnahrasulsaw.wordpress.com/http://www.pesantrenvirtual.com/