Sudah 24 hari bulan Ramadhan berlalu.
Artinya, tinggal tersisa 5 atau 6 hari terakhir dari bulan suci ini,
yang para ulama menyebutkannya sebagai Al-‘Asyrul Awakhir.
Dalam fase ini Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam semakin
getol beribadah kepada Allah. Dalam sebuah hadits, Aisyah radhiallahu
‘anha berkata :
كَانَ النَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم إِذَا دَخَلَ الْعَشْرُ شَدَّ مِئْزَرَهُ، وَأَحْيَا لَيْلَهُ، وَأَيْقَظَ أَهْلَهُ
Bila masuk sepuluh hari terakhir
bulan Ramadhan, Nabi shallallahu ‘alaihui wasallam mengencangkan
kainnya, menghidupkan malamnya dan membangunkan keluarganya” (HR. Bukhari).
Salah satu yang beliau kerjakan di
sepuluh hari terakhir adalah dengan berdiam diri di masjid dan
mendekatkan diri kepada Allah. Berdiam diri di masjid dan melakukan
peribadahan demi mendekatkan diri kepada Allah sering diistilahkan
dengan I’tikaf.
Lantas apa sajakah keutamaan I’tikaf?. Berikut diantaranya :
- Wujud istiqamah
Seseorang yang bei’tikaf di masjid
adalah orag yang mendapatkan taufik dari Allah untuk beristiqamah.
Setelah 20 hari berlalu dari bulan Ramadhan, ia tidak mengendur dalam
beribadah. Justru di sepuluh hari terakhir semakin giat beribadah
- Dimudahkan untuk berbuat kebaikan
Tingga di masjid dan bergabung bersama
banyak orang yang berbuat baik, akan memudahkan seseorang untuk berbuat
baik pula. Bagaimanapun, seseorang akan termotivasi intuk berbuat
kebaikan jika berada di ligkungan yang penuh dengan orang-orang yang
baik.
- Ungkapan rasa syukur
Mendekatkan diri kepada Allah merupakan
sebentuk ungkapan rasa syukur. Terlebih jika peribadahan tersebut
dilakukan secara kontinue dan langgeng di akhir dari bulan Ramadhan.
- Mengikuti sunnah Nabi
I’tikaf adalah salah satu dari sunnah Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Dalam sebuah hadits disebutkan :
أَنَّ النَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم كَانَ يَعْتَكِفُ العَشْرَ اْلأَوَاخِرَ مِنْ رَمَضَانَ حَتَّى تَوَفَّاهُ الله تَعَالَى، ثُمَّ اعْتَكَفَ أَزْوَاجُهُ مِنْ بَعْدِه
“Sesungguhnya Nabi Shalallahu
‘Alaihi wa Sallam telah melakukan i’tikaf di sepuluh hari terakhir di
bulan Ramadhan hingga Allah Subhanahu wa Ta’ala mewafatkan beliau,
kemudian istri-istri beliau pun melakukan i’tikaf sepeninggal beliau,” (HR Bukhari, Muslim, Abu Dawud, An Nasa’i, dan Ahmad)
- Mudah untuk shalat berjamaah
Berada di dalam masjid akan membuat
seseorang begitu mudah melakukan shalat berjamaah. Bagaimana mungkin
seseorang meninggalkan shalat berjamaah sementara ia berada di dalam
masjid?
- Mendekatkan diri kepada Allah
Orang yang beri’tikaf akan banyak
melakukan peribadahan seperti shalat, membaca Al-Quran, berdzikir dan
juga berdoa. Itu senua dilakukan demi ber-taqarrub dan mendekatkan diri
kepada Allh.
- Malam Lailatul Qadar
Di sepuluh malam terakhir di bulan
Ramadhan, Allah telah menyiapkan satu malam yang lebih baik dari seribu
bulan, yaitu malam Lailatul Qadar. Rasululluah shallallahu ‘alaihi
wasallam memerintahkan umatnya untuk mendapatkan malam lailatul qadar di
sepuluh hari terakhir, terutama di malam-malam ganjil. Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :
تَحَرَّوْا لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِي الْوِتْرِ مِنْ الْعَشْرِ الأَوَاخِرِ
“Carilah malam lailatul qadar pada malam-malam ganjil di sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan” (HR Bukhari dan Muslim)
- Mendapat pahala karena menunggu waktu shalat
Selain mendapatkan pahala shalat
berjamaah, orang yang beri’tikaf di masjid juga mendapatkan pahala
lainnya tatkala ia menunggu waktu shalat. Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam bersabda :
أَحَدُكُمْ مَا قَعَدَ يَنْتَظِرُ الصَّلاَةَ فِيْ صَلاَةٍ مَا لَمْ يُحْدِثْ تَدْعُوْ لَهُ الْمَلاَئِكَةُ :اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لَهُ اَللَّهُمَّ ارْحَمْهُ
“Tidaklah seseorang di antara kalian
duduk menunggu shalat, selama ia berada dalam keadaan suci, melainkan
para Malaikat akan mendo’akannya: ‘Ya Allah, ampunilah ia. Ya Allah,
sayangilah ia,’” (HR Ahmad)
- Membiasakan hidup sederhana, zuhud, dan berlaku tak tamak terhadap dunia
Orang yang sedang beri’tikaf sebagian
besar waktunya dipergunakan untuk beribadah. Hidup di masjid merupakan
upaya untuk membuat hati menjadi lembut, serta tidak memiliki rasa tamak
terhadap dunia.
- I’tikaf membiasakan jiwa untuk senang berberlama-lama di masjid, dan menggantungkan hati pada masjid. Dan orang yang menggantungkan hatinya di masjid akan mendapatkan naungan dari Allah. Dalam sebuah hadits shahih disebutkan bahwa Allah akan memberikan naungan dan perlindungan kepada tujuh golongan, diantaranya :
وَرَجُلٌ قَلْبُهُ مُعَلَّقٌ فِي الْمَسْجِدِ
“Orang yang menggantungkan hatinya dengan masjid” (HR Bukhari)
Demikian sepuluh keutamaan dari I’tikaf. Semoga kita dimudahkan untuk melakukannya. (azman)
*Sumber : http://fokusislam.com/3914-ini-10-keutamaan-itikaf-di-bulan-ramadhan.html
Untuk informasi, panitia ansyitoh ramadhan 1437 H Yasmin, mengadakan i'tikaf di masjid Jami' Thiibah komplek SDIT INSAN MULIA Putussibau. Terbuka Untuk Umum...Ayo bersegera menjemput keutamaan I'tikaf....
by : admint